Selasa, 08 September 2009

Mengenang yang terlupakan

Entah harus memulai darimana. Aku selalu saja benci sekolah, aku benci kehidupan, dan aku benci berada disini. Sejujurnya aku tak pernah tahu apa yang harus kuimpikan dalam jalan cita-cita. Entah itu tentang harapan, mimpi dan sebuah pendidikan. Sampai suatu sadar bahwa apa yang kujalani............


Dalam lingkungan bahagia aku melihat kita juga terlalu dekat dengan duka. Mengenai sebuah harapan manusia yang terseret rintangan, atau mengenai mimpi yang tak bisa terbang karena sayapnya dirusak orang. mereka......

Segerombolan nafas yang seharusnya tak tersedak. Segerombolan mimpi yang seharusnya tetap menopang kaki mereka dalam pijak bahagia. Program kreatifitas mahasiswa menyadarkan tentang banyak hal. Bahwa sesungguhnya kita manusia yang punya harap. Paling tidak jika kamu tidak mau berharap pada dirimu, maka berikan harapan bahagia pada mereka dengan karyamu.

Disini aku ingin sedikit mengetuk, tentang keberadaan sebuah pondok sosial. Apa itu pondok sosial, ada apa disana, kita lihat bersama.

Pondok sosial merupakan tempat makhluk yang mempunyai jalan agak berbeda dengan diri kita. Mereka anak jalanan yang terjaring razia, psk yang sudah tua, bahkan manula yang dengan tega dilupakan orang yang seharusnya merawatnya. Mereka makhluk pinggiran, tapi dalam tubunya selalu ada harap. Keluarga.....

Benar dalam kesndirian mereka tak pernah meminta lebih. Entah apa itu uang, apa itu jabatan, mobil mewah, IP bagus atau apa saja yang tentang keinginan. Mereka cuma butuh kepedulian. Tentang kita yang berlebih, yang berharap membagi kasih sayang. Paling tidak mungkin dari kita bisa menjadi sebagian kelurga untuk mereka.


mari berbagi
 

Best view with Mozilla Firefox