Senin, 30 November 2009

Entah..????

Kukira saat matahari terbit menggatikan malam semua akan berubah. Sedihmu yang tertinggal di kerak hati akan dikikis bahagia pagi. Dan sakit yang menyapa jasad akan di sapu canda. Tapi ternyata kesadaran itu masih menyapa. Bercerita bahwa ketabahan akan menghasikan kebahagiaan dan sepertinya menanti pagi tak ubahnya harus menikmati malam. Aku bingung memulai dari mana, dari yang sakit dahulu beryukur untuk sehat atau dari sehat dahulu bersyukur untuk sakit. Sungguh semalam ini aku tak jua menanti jawabannya.

Seharusnya pagi tadi langkah kakiku sudah berpindah kota. Berencana akan berdansa sampai pagi tiba. Toh, tuhanlah master perencanaan. Tapi aku yang berharap dia berkuasa, mau apa?. Sayangku jasadku, sudahlah tak jua kau terima bahagia. Tapi semaknanya kaulah yang rela memberinya. Bukankah dari kepercayaan kita semakin takjub bahwa semakin kita memberi semakin kita menerima. Sedang lagi-lagi saya bingung. Berencana member lebih banyak untuk menerima lebih dari banyak, atau menunggu banyak penerimaan agar lebih dari sekedar memberi.

Senin, 23 November 2009

Ber ( Kaya ) diri



"Jejakkan tinggi dirimu dalam catatan impian, karena darinya engkau menuliskan kebahagiaan". Bunda aku tidak pernah tahu kenapa tangan ini tergerak untuk mengikuti kompetisi ini, dan aku tak pernah tahu ada perintah sekuat apa untuk mengikuti perlombaan/mungkin pencariaan teman dengan hal semacam ini. Tapi yang kutahu aku hanya ingin ada di sini, ada dalam perkumpulan ini dan sedikit berbagi dengan apa yang dinamakan kegembiraan.

Telkomsel Campus Blog Competition, tulisan ini mengusik keadaan saya beberapa hari. Kebetulan saya sedang lewat papan pengumuman dan senyatanya mata ini malah peduli dengan pengumuman itu dan mencatatkan alamat untuk lebih tahu banyak hal tentang hal tersebut.

Jangan tanya apa yang membuatmu tertarik dengan ini. tapi saya akan bercerita kenapa sahabat saya ada di sini dan kamu boleh saja melupakannya :

hati : "apa yang menyebabkan kamu ikut, apa hadiahnya kawan ?"
jiwa : " hadiah memang selalu menggiurkan tapi kita tahu, jika kita menulis dengan terpacu pada sesuatu lalu sesuatu itu hilang, apa kamu masih tetap menulis. Setahu saya pikiran ini menulis karena panggilan hati dan rasa syukur "
Hati : "kenapa saya ragu, bukankah kamu tidak pernah pakai Telkomsel ?"
Jiwa : " senyatanya memang begitu, tapi apa dalam kata penulisan dalam pikir harus ikut dibagi dalam labirin harapan "
Hati : " Maksudnya "
Jiwa : " jika kita memberi info apa harus dibagi, bahwa yang kaya mendapat info 100 % terpecaya dan yang miskin cuma dapat 20% karena tidak kuat membayar "
Hati " saya memang belum paham, tapi semoga kamu temukan yang terbaik disini"




Ujung kubur


Ketika kamu merasa bahwa mereka tak percaya akan mimpimu, seakan engkau adalah penyampah semesta. Mempercayakan harapan kecilmu dalam kantong duburnya. Sejujurnya kaupun sama, agak merasa takut dengan apa penamaan masa depan dan agak merasa khawatir dengan kebahagiaan.

Saat ini kamu merasa sendiri, ditepi jalan mati. Tak ada yang ingin kau genggam selain tangan tuhan. Cobalah pejamkan dan setidaknya renungkan. Tak butuh kata-kata tapi yang digunakan adalah khayalan. Tak butuh kepercayaan tapi yang dibutuhkan penggambaran.

Kamu adalah titik kosong, dalam lajur hitam goron-gorong zaman. Tangan dan kakimu hilang, hanya ada badan dan kepala. Mulutmu tak berfungsi tapi kamu butuh nutrisi. Kamu masih punya kelamin tapi tak dapat menyentuhnya, paling tidak untuk membersihkan keburukan yang ada dalam otakmu.

Lalu sekarang mau apa. Aku takut sendiri, aku semakin tidak jelas dengan hidup ini. Jasadku seakan berontak. Seperti posisi tikus kecil dalam balutan ular masa depan. Aku benci kemarin hari ini dan besok. Aku tak pernah suka, karena dengan tega kamu mempermalukannya. Dengan tega kamu meludahinya. Cuci otak kawan, dengan kediaman yang sudah kau impikan sejak ratusan abad yang lalu. Sejak engkau percaya lajur masa lalu dan saat ini.

Tutup hidung kawan, bahwa sekarang aku benar-benar melayang. Terbang dalam ketiadaan dan tak berpijak pada harapan. Jika sebagai manusia aku masih punya doa, maka tidak ada salahnya aku menitipkan pada tuhan kalian. Bahwa aku juga manusia biasa yang lahir dalam rahim wanita. Apa sakah jika harap-harap beliau bahagia. Walau diri ini tak diprcaya selain anak ke 2. Aku minta maaf, jika memang engkau ada tuhan untuk memaafkanku.

Sabtu, 21 November 2009

Tal Ben Ari "Tula"


Tal Ben Ari "Tula", personil dari musisi playing for change ini mengubah hidupku lebih banyak. Menentukan semangat kelahiranku malam ini. Wanita yang berparas manis ini merupakan sentuh halus lajur inspirasi selain nama bob marley, atau mereka yang berprinsip teguh pada jalan hidup aliran reggae.

Awal penemuannya merupakan sebuah takjub ajaib dalam video clip playing for change yang mengusung lagu lawas bob marley ( one love ). Memang dia tidak bernyanyi penuh, tapi darinya ada kekuatan yang membuat lagu bob berbeda. Dan saya tegaskan saya tidak sok tahu, tapi ini tentang hati seorang pemuja kepada dirinya.

Untuk playing for change sendiri dalam album yang berjudul sound around the world berisikan 10 lagu yang sangat disesalkan saya belum mendengarkannya. Ini meliputi :

1. stand by me
2. one love
3. war/no more troble
4. biko
5. lets dont worry
6. talkin' bout revolution
7. better man
8. chanda mama
9. love rescue me
10. a change is gonna gone

Dan ditambah dua lagu the playing for change fondation. Senyatanya saya memang belum tahu lebih lengkap, tapi disini saya akan berusaha menggalinya lebih dalam tentang tula. Bagi teman-teman yang lebih tahu tak ada salahnya berkata "mari berbagi"

Sabtu, 14 November 2009

Dijualnya Tubuhku



Saya sudah lama berada dalam keadaan seperti ini, bentang kemalasan sepanjang separoh perjalanan. Dimana rentetan peristiwa akan bersama dalam anak penundaan. Memperjuangkan apa yang tidak pantas diperjuangkan, atau tentang cerita pilihan yang sebenarnya tak pantas untuk dipilih. Saya sudah lama berada dalam keadaan seperti ini, tertekan dalam himpitan kemerdekaan atau tentang cerita kegagalan yang seakan seperti mata air dalam kehidupan . Saya sudah lama menyelami perasaan seperti ini, dimana rasa sesal tak menjadi benda asing dalam rumah hati atau rasa sakit tak ubahnya seperti sahabat lama yang dengan senang hati akan datang sewaktu waktu.

Saya sudah lama berjalan dalam keadaan seperti ini. Dimana tidak ada tangan yang diajak bergandengan dan tak ada tempat peristirahatan walau hanya sekedar duduk beralaskan damai. Saya sudah lama tak bercerita tentang kehidupan ini, bahwa saya seringkali terlampau manja untuk penamaan sakral dari perjuangan. Saya terlalu lemah dalam keadaan seperti ini, seakan persaingan adalah sesuatu yang sangat menyakitkan, sesuatu yang tak pantas dilakukan dan sesuatu yang membuat kita tak pernah berani berlari menentangnya. Dan sekali lagi saya tak pernah menyesal untuk kehidupan ini. Bahwa adanya perubahan akan menjadikan kita lebih kuat untuk berjalan, lebih kuat untuk tersakiti dan lebih tegar untuk dicaci. Saya Cuma butuh lebih lama untuk berdiri, lebih tegar untuk dilukai, dan lebih kuat untuk dipuji. Karena saya tidak ingin apa-apa, karena saya tidak butuh apa-apa dan saya mendambakan kata terbiasa……….

Rabu, 11 November 2009

Dicari kelaparan




Mencari detak nada kebahagiaan dalam lajur makanan. Setidaknya jika engkau berkenan membacanya dan meninggalkan sebagian cerita tentang kata tidak suka dan benci. Ku tak butuh apa-apa tapi jiwa menginginkannya. Ku seharusnya tahu apa yang lebih dibutuhkan daripada sekedar merahasiakan. Tapi apa daya lajur kesenangan selalu mengalahkan apa yang dinamakan kewajiban. Padahal selalu jelas bahwa kesenangan belum tentu memberikan kebenaran dan kewajiban menceritakan tentang keberadaan. Bagaimana cerita pemuda lebih percaya pada nafsu daripada iman. Saya tegaskan, disini bukan ajang beradu ilmu agama atau filsafat Tuhan dan ayat-ayatnya. Karena setiap manusia mempercayaiNYa dengan cara mereka sendiri-sendiri. Disini adalah minoritas pemuda dari mayoritas kaum kebenaran. Karena dia berbeda maka kalian boleh saja menjahuinya.

Seharusnya dari kecil dia sudah diberitahu berkali-kali. Pada saat masih bersekolah pun dia semakin sadar dari penamaan ilmu pengetahuan. Bahwa perbedaan kebutuhan primer dengan sekunder sudahlah sangat jelas. Antara kebutuhan makan dengan keberadaan barang ditangan seharusnya lebih penting makan. Bagaimana tidak, hanya karena sebuah keinginan sampai dia merelakan keinginan apa yang dibutuhkan di perut terlewatkan. Bagaimana tidak jika ruang kebahagiaan terselip dari kata kecukupan. Lalu bagaimana lagi jika rasa sakit mengoyak jala kesehatan mereka.

Semua telah terjadi dan akan terus menanti. Paling tidak jika sang waktu mau bercerita pada keberuntungan agar mau menyapanya sedikit nanti. Lupakan saja dan mari teriakkan dalam hatimu

“ Jangan takut lapar”

111109

Rabu, 04 November 2009

Balon angan


Tentang apa yang kita tuliskan dalam angan. Pecaya atau tidak setiap diri manusia punya impian. Bagaimana kelak dia mendapatkan pekerjaan, bagaimana dia mendapatkan jodoh atau bagiamana setiap manusia bercerita tentang kesuksesan masing-masing. Mereka menyusun setiap langkah ceritanya. Memulai memunguti impian-impian dan berharap kelak penujuan terbesar dalam gengamannya. Mereka berteriak lantang bila tak ada hasil dalam usahanya, mereka tertawa lepas jika malam telah berlalu dan setiap usaha berubah menjadi hasil yang memuaskan.

Lalu apa yang kau tuliskan, tentang apa yang ingin kau jelaskan....
Bahwa aku kutub itu, dalam mimpi yang berbalik dari masyarakat. Aku belajar untuk menjadi diri sendiri, sampai tersadar bahwa waktu akan tetap berlari, bahwa kenyatan akan berjalan bersama jatuhnya gravitasi. Disini, aku berharap aku masih jadi diri sendiri. Masih bisa merasakan prinsip nikmat memilih hidup. Walau dengan cara berbeda, walau dengan langkah tak berencana Dan menjadi bagian kecil dalam raksasa jaman.

Berproses bagiku menjalani, menaklukan apa yang di depan dan berserah terhadap apa yang di usahakan. Bukan waktu tapi bagiamana persoalan sabar...


Ruang hati, 4 oktober 09

WIS (UDA)

Aku merasa ada yang hilang dalam relung mimpi kali ini. Merasa terkurangi atapun dikurangi harapan. Sedang masa lalu seakan melihatku dari balik awan dan berbisik menertawakan. Padahal jelas saja tak perlu bersembunyi semua orang akan tetap tahu. Bahwa semester besok seharusnya kita meninggalkan kota ini dengan cepat. Pergi menyusun lembar baru dan bicara banyak tentang masa depan.

Aku masih ingat hari itu, saat angka 18 mendatangi umur kita. Dimana kita dengan lantang akan menantang dunia, dimana pembodohan masal dijejalkan ke otak kita dan tanpa terpaksa kita mempercayainya. Tentang pengkerdilan perjalan anak manusia yang menganggap dunia dalam genggaman dan labilitas hati tidak menjadi persoalan. Bagiamana manusia mengukir janji dengan lantang bahwa dia menamatkan pendidikan dengan bagian paling bahagia.


Dengan prinsip saya senang, anda senang dan semuanya senang. Dengan semboyan bahwa lulus cepat adalah sebuah kebanggaan yang patut di tulis dalam lubuk manusia bodoh seperti kita. Agar mereka semua ingat bahwa kelulusan membunuh kesetiakawanan dan kemamuran merendahkan kesengsaraan.


Untung saja kini kita semakin sadar, bahwa saat kita mulai berjalan yang kita temukan pribadi baru yang entah darimana saja mereka berasal. Belum lagi bagaimana sakitnya hatimu saat melihat teman masa kecilmu bercerita tentang kelulusannya. Bagimana orang tua mereka tersenyum bahagia dengan pose bangga bahwa anaknya menjadi sarjana. Ataupu sejuata kisah pekerjaan dan asmara yang menanti dan tak semakin jelas arahnya. Belum lagi saat mereka yang lebih dulu lulus melupakanmu dan menertawakanmu dan mengganggap kamulah badut itu. Yang wajib ditertawakan.


Bagian mana yang mereka tertawakan, karena tiap manusia berbeda dan tiap manusia menyimpan rapat-rapat hatinya untuk mencapai tujuan hidup baik tanpa menyakiti maupun harus menyakiti orang lain.


Tetap bersukurlah anak terbuang................

 

Best view with Mozilla Firefox