Rabu, 04 November 2009

WIS (UDA)

Aku merasa ada yang hilang dalam relung mimpi kali ini. Merasa terkurangi atapun dikurangi harapan. Sedang masa lalu seakan melihatku dari balik awan dan berbisik menertawakan. Padahal jelas saja tak perlu bersembunyi semua orang akan tetap tahu. Bahwa semester besok seharusnya kita meninggalkan kota ini dengan cepat. Pergi menyusun lembar baru dan bicara banyak tentang masa depan.

Aku masih ingat hari itu, saat angka 18 mendatangi umur kita. Dimana kita dengan lantang akan menantang dunia, dimana pembodohan masal dijejalkan ke otak kita dan tanpa terpaksa kita mempercayainya. Tentang pengkerdilan perjalan anak manusia yang menganggap dunia dalam genggaman dan labilitas hati tidak menjadi persoalan. Bagiamana manusia mengukir janji dengan lantang bahwa dia menamatkan pendidikan dengan bagian paling bahagia.


Dengan prinsip saya senang, anda senang dan semuanya senang. Dengan semboyan bahwa lulus cepat adalah sebuah kebanggaan yang patut di tulis dalam lubuk manusia bodoh seperti kita. Agar mereka semua ingat bahwa kelulusan membunuh kesetiakawanan dan kemamuran merendahkan kesengsaraan.


Untung saja kini kita semakin sadar, bahwa saat kita mulai berjalan yang kita temukan pribadi baru yang entah darimana saja mereka berasal. Belum lagi bagaimana sakitnya hatimu saat melihat teman masa kecilmu bercerita tentang kelulusannya. Bagimana orang tua mereka tersenyum bahagia dengan pose bangga bahwa anaknya menjadi sarjana. Ataupu sejuata kisah pekerjaan dan asmara yang menanti dan tak semakin jelas arahnya. Belum lagi saat mereka yang lebih dulu lulus melupakanmu dan menertawakanmu dan mengganggap kamulah badut itu. Yang wajib ditertawakan.


Bagian mana yang mereka tertawakan, karena tiap manusia berbeda dan tiap manusia menyimpan rapat-rapat hatinya untuk mencapai tujuan hidup baik tanpa menyakiti maupun harus menyakiti orang lain.


Tetap bersukurlah anak terbuang................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Best view with Mozilla Firefox