Sabtu, 19 Juni 2010

Canda


Kukira saat matahari terbit menggatikan malam semua akan berubah. Sedihmu yang tertinggal di kerak hati akan dikikis bahagia pagi. Dan sakit yang menyapa jasad akan di sapu canda. Tapi ternyata kesadaran itu masih menyapa. Bercerita bahwa ketabahan akan menghasikan kebahagiaan dan sepertinya menanti pagi tak ubahnya harus menikmati malam. Aku bingung memulai dari mana, dari yang sakit dahulu beryukur untuk sehat atau dari sehat dahulu bersyukur untuk sakit. Sungguh semalam ini aku tak jua menanti jawabannya.

Seharusnya pagi tadi langkah kakiku sudah berpindah kota. Berencana akan berdansa sampai pagi tiba. Toh, tuhanlah master perencanaan. Tapi aku yang berharap dia berkuasa, mau apa?. Sayangku jasadku, sudahlah tak jua kau terima bahagia. Tapi semaknanya kaulah yang rela memberinya. Bukankah dari kepercayaan kita semakin takjub bahwa semakin kita memberi semakin kita menerima. Sedang lagi-lagi saya bingung. Berencana memberi lebih banyak untuk menerima lebih dari banyak, atau menunggu banyak penerimaan agar lebih dari sekedar memberi.

( foto dari google)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Best view with Mozilla Firefox