Kamis, 07 Januari 2010

Buat ranie



“selamat pagi”, hal yang ingin selalu kuucapkan kepadamu. Mantra sakti hidupku saat aku mulai mengenal kehadiranmu. Tak terencana, tapi aku mengaggumi prosesnya. Bukan cantik bidadari atau lembut damai pagi. Tapi sebongkah berkah yang ingin selalu tinggal di hati. Kau tahu kenapa aku menuliskanmu disini, menetapkan namamu dalam pujaan, melafakan doa bahagiamu sampai mati. Akankah kau ingin tahu….

Akhir-akhir ini bukan aku mulai berbeda. Bukan aku tak mau memahami bahasa bahagiamu, atau mungkin cerita kecewamu. Atau jangan-jangan engkau berpikir bahwa aku sudah bukan yang dulu. Bukan laki-laki yang selalu rajin mengucapkan selamat pagi atau sekedar pengantar mimpimu kala senja. Hey, bukan itu….cobalah memahami.

Aku sendiri tidak pernah tahu pasti kata bahagia. Yang kutahu jika ada damai mungkin bahagia juga berada di sana. Tapi sejak batas akhir pendidikan benar-benar berhenti aku mulai merasa. Memang bukan salahku atau salahmu kenapa kita harus bertemu disini. Apalagi jika meneriakkan kata tidak adil pada masa lalu. Kenapa aku tidak niat kuliah dulu, kenapa aku sering bolos, pergi kemana saja. Tapi bagaimanapun semua berawal dari situ bukan?

Iya aku akan terlambat lulus. Jauh memang jaraknya dari keberhasilanmu dan aku pasti mendoakannya. Terkadang aku memang tak sanggup, kenapa masa lalu tak bisa disalahkan. Mungkin saja kita manusia diberi hak untuk memotong nadi waktu. Agar aku bisa memulainya…meniti awal kembali. Atau sukur-sukur menjadi lebih baik. Ah, aku hanya bercanda.

Masihkah kau ingat pagi itu. Saat matahari terbit di mata kita. Seakan kata sepakat terekam dalam pikiranmu dan pikiranku. Bahwa aku dengan bangga membual bahwa hubungan kitalah harapan itu, sepeti sunrise yang menetap dalam pikiran kita. A k u s e r i u s.

Aku benar dan aku sedang yakin. Dan kuharap kamu juga bahagia. Sekarang aku tak perlu ziarah kebahagiaan dengan memori kita. Tapi aku hanya ingin nitip doa buat Tuhanmu. Bahwa suatu saat jika engkau berganti status. Maka carilah yang terbaik, walau bukan namaku atau sosokku tak apalah. Asal kamu bahagia, walau bagiku apa itu bahagia mungkin aku tidak tahu. Atau semacam damai yang meyeruak di dirimu, mungkin saja itu bahagia^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Best view with Mozilla Firefox